Mencari Alloh dengan memahami Bismillaahir rohmaanir rohiimi

Bismillaahir rohmmaanir rohiim

Beberapa tahun kebelakang saya berusaha menjelaskan konsep ibadah pada anak-anak saya yang bernama Jibril Muhammad Irvan dan kakanya Aziza Ayu Nurjannah Siti Fatimah, ananda saat itu kalau nggak salah masih Taman Kanak-kanak dan bahkan Jibril belum sekolah.

Sebagai orang tua tentu ingin mengajarkan yang terbaik pada ananda, pertama dijelaskan konsep ibadah, amal sholeh yang sebaiknya dilakukan dan yang dilarang oleh Alloh ta’ala melalui al Qur’an dan hadist serta konsep diakhirat kelak yaitu syurga neraka….

pada saat menjelaskan proses Mizan atau timbangan untuk menentukan orang -orang manakah yang akan masuk syurga dan masuk neraka beserta amal-amal sholehnya, ananda Jibril sempat bertanya

” Bapak kalau batas (passing grade) amal sholeh untuk masuk syurga itu berapa ya?”

” Terus Pak juga batas (passing grade) amal buruk yang dapat menyebabkan masuk neraka itu berapa ya?”

Masyaa Alloh benar juga pikir ku dalam hati selama ini tidak pernah saya membaca di Al Qur’an batas minimal amal sholeh yang membuat kita layak menjadi penghuni syurga juga batas minimal amal keji yang minimal yang membuat kita layak menjadi ahli neraka…..

Tidak ada sama sekali yang mengatakan bila setelah sedekah sekian kali atau sholat sekian kali maka jadi ahli syurga… juga sebaliknya tidak pernah dikatakan bila telah melakukan sekian kali maka menjadi ahli neraka… tidak ada penjelasan seperti itu…… yang ada adalah konsep ‘khusnul khotimah’… atau ‘su’ul khotimah’

Seperti juga perkataan sahabatku Dani Syarif  Hidayat sesama yang belajar dari asma AJ ini yang mendapatkan cerita ini dari Mama H Ily:

“Mas… di akhir nanti tinggal kita pilih ‘mantan ustad yang sholeh’ atau ‘mantan penjahat yang bengis’?”

Bila mantan ustad yang sholeh berarti ia sudah tidak menjadi ustad lagi karena seringnya buruk sangka terhadap sesama muslim yang seharusnya adalah saudara Nabi Muhammad SAW… atau bahkan kelakuannya buruk atau bahkan menjadi musyrik karena tidak menggunakan Al Qur’an sebagai pegangan hidupnya….

Bila disebutkan mantan penjahat yang bengis berarti ia sudah tidak menjadi penjahat lagi, kelakukannya sudah menjadi sholeh dan banyak melakukan amal kebaikkan dan taat beribadah kepada Alloh ta’ala semata….

Nah loh….

kembali dengan cerita pertanyaan ananda Jibril saya mencari-cari bahkan dihadist-hadist Nabi SAW yang tercinta-pun tiada ditemui passing grade tersebut…..

Cukup mendalam pertanyaan anakku Jibril ini…. iya-ya mengapa kita tidak sadar atau kadang kita terbutakan oleh kuantitas atau oleh ganjaran suatu ibadah….tidak bisakah kita ikhlas beribadah hanya karena Alloh ta’ala…

Tapi kebanyakkan orang tidak sadar dan enggan membersihkan kekotoran pemahaman seperti ini bahwa beribadah karena pahala, beribadah karena ganjaran, beribadah karena menginginkan kegagahan atau kesaktian dsb…dsb… pada saat diingatkan oleh Alloh ta’ala untuk bebersih diri dan hati atau mensucikan jiwa raga serta baju (AL Mudatstsir ayat 4) kok pada malas… malah menganggap kita tidak begitu….

Yang ada juga orang-orang itu justru merasa rendah, kotor dan malu karena masih sering lalai dibandingkan dengan taat kepada Allohu ta’ala dan Rosul-Nya…

Juga dari pertanyaan anakku ini ternyata bukankan tidak pernah dikatakan yang membaca ayat ini atau dzikir ini atau amal sholeh ini sekian kali maka sudah layak menjadi ahli syurga?

lalu mengapa kita tidak melakukan itu semua dengan keikhlasan yang tinggi yang semat-mata dilakukan hanya karena menurut perintah Alloh ta’ala dan Rosul-Nya?

ah… terimakasih anak-anakku engkau telah menggunakan akalnya dan bersikap kritis dalam beribadah semoga selalu diridhoi Alloh subhanallohu wata’ala…berpegangteguhlah selalu kepada Al Qur’an anak-anaku dengan Qurot Irodat, Pertolongan, Rohmat serta Izin Alloh ta’ala anakk-anakku… amiin amiin amiin yaa robbal alamiin…

Robbi habli minash sholihiin

Robbi habli minash sholihiin

Robbi habli minash sholihiin

Kifarot atau Kafarat

Bismillaahir rohmaanir rohiim….

Dasar Hukum Kifarot atau Kafarat

Kafarat adalah bentuk sighah mubalaghah dari kata Al Kufru yang berarti As Sitru (Penutup), yang dimaksud disini adalah segala bentuk pekerjaan yang dapat mengampuni dan menutup dosa sehingga tidak meninggalkan pengaruh atau meninggalkan bekas yang menyebabkan adanya sangsi di dunia hingga akhirat.

Kafarat dapat juga diartikan sebagai penebus, sebagai contoh apabila kita bersumpah atau tidak sesuai antara niat, ucapan dan tindakan dalam beribadah kepada Alloh ta’ala maka harus segera ditebus dengan memperbaikinya dan didenda.

Banyak pertanyaan mengenai apabila kita hendak menanam kalimah karena Alloh ta’ala mengapakah kita mesti kifarat? Bukankah kifarat diasosiasikan dengan penebus atau untuk menutupi kesalahan? Sementara kita kadang malah tidak sadar diri bahwa ‘mungkin’ kitalah yang salah…

Menurut saya ada baiknya apabila kita merenungi dan memahami :

Surat Al Imraan ayat 3 :164

Sungguh Allah telah menkaruniakan kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dansesungguhnya sebelumnya  itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.

‘sebelum itu’ menunjukan sebelum membersihkan diri dan mendapatkan Al kitab serta hikmah, maka dapat dikatagorikan dalam kesesatan yang nyata. Jadi membersihkan diri itu adalah syarat syah dan mutlak untuk mendapatkan pengajaran tentang Al Kitab dan Hikmah

Surat Al Mujaadilaah 58 :12

12. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasul hendaklah kamu mengeluarkan sedekah /syarat/ kifarot sebelum pembicaraan itu. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu dan lebih bersih; jika kamu tiada memperolehnya maka sesungguhnya Allah Nu Kagungan Al Ghofuur Rohiim.

13. Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena kamu memberikan sedekah sebelum pembicaraan dengan Rasul? Maka jika kamu tiada memperbuatnya dan Allah telah menerima tobatmu maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Kata-kata kunci :

  1. Beriman
  2. Mengadakan pembicaraan khusus dengan Rosul
  3. Mengeluarkan sedekah/ kifarot sebelum pembicaraan
  4. Semuanya itu lebih baik dan lebih bersih
  5. Kondisi bila tidak memiliki sesuatu untukyang disedekahkan
  6. Jangan takut menjadi miskin karena sedekah/ kifarot sebelum berbicara dengan Rosul
  7. Tobat, sholat dan tunaikanlah zakat dan taat pada Alloh dan Rosul-Nya

Al Muddatstsir 74:4

” dan Pakaianmu bersihkanlah ”

Ada sebuah cerita dari yang Mulia Abu Hasan As Sjazili ra, Pada saat malam Lailatul qodar, Beliau melihat (mimpi) Rosululloh Saw dan Baginda Rosul SAW berkata ” Hai Ali (nama Abu Hasan As Sjazili ra) sucikan pakaianmu dari kotoran, niscaya kamu akan memperoleh pertolongan Alloh SWT pada setiap hembusan nafas”

aku bertanya ” Wahai Rosululloh, apa pakaianku itu?”

Rosululloh SAW yang mulia menjawab ” Ketahuilah alloh SWT telah meng-anugrahkan kepadamu lima pakaian : mahabbah, ma’rifat, tauhid, Iman dan Islam.

  1. Siapa yang mencintai Alloh ta’ala, segala sesuatu akan ringan baginya,
  2. Siapa yang ma’rifat kepada Alloh ta’ala, segala sesuatu akan terasa kecil baginya,
  3. Siapa yang tauhid kepada Alloh ta’ala maka ia tidak akan musyrik kepadaNya
  4. Siapa yang beriman kepada Alloh ta’ala maka ia akan merasa aman dari segala sesuatu,
  5. Siapa yang Islam kepada Alloh ta’ala maka perbuatan maksiyatnya akan berkurang, walaupun tergelincir kedalam maksiyat segera mohon ampunan kepadaNya. Jika dia memohon ampun, pasti Alloh mengampuninya…..

…ketika itu baru aku dapat memahami firman Alloh QS Al Muddatstsir 74 :4 “dan pakaianmu hendaknya kamu bersihkan

 

No Kifarat Dasar Al Qur’an Pengertian  dan Penerapan
1 Definisi Al Imraan ayat 3 :164

 

Al Mujaadilah 58 :12

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasul hendaklah kamu mengeluarkan sedekah sebelum pembicaraan itu. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu dan lebih bersih; jika kamu tiada memperoleh maka sesungguhnya Allah Nu Kagungan Pengampura sareng Nu Kagungan Ni’mat alit.
Kata Kunci

  1. Pembicaraan Khusus (kalimah)
  2. Mengeluarkan Sedekah/ Kifarat

Kedua Kunci diatas untuk kita adalah :

  1. Lebih baik (dlm segala hal)

Lebih bersih

Al Muddatstsir 74:4 Sucikanlah Pakaianmu
Kata Kunci :

Sucikanlah, dibersihkan

Pakaianmu sebagian berpendapat hati

Pakaian dibersihkan dengan dicuci sedangkan hati dibersihkan dengan bersedekah atau kifarot dan bertaubat

2 Tujuan Agar Ibadah kita lebih baik dan lebih bersih semata-mata karena Lillaahi ta’ala semata.
3 Wajib/Sunahkah? Hendaklah = perintah = wajib

Kifarot merupakan hal yang Wajib

4 Dengan Apakah? Al Maaidah 5:89
  1. Memberi Makanan
  2. Memberi Pakaian
  3. Memerdekakan budak (mendidik pembantu atau mengangkat menjadi anak angkat)

Bila tidak sanggup satu kejadian puasa 3 hari. Ada pula dengan yang lebih dari 3 hari.

Umumnya diringkaskan menjadi

  1. Tenaga
  2. Harta
  3. Harti, Pengertian
4 Tatacara/ Proses
5 Waktu/ Periode Selama hidup Selama hidup
6 Ijab Kabul dan Niat Dilakukan hanya karena lillaahi ta’ala semata dan berdasarkan syariat Alloh ta’ala
7 Pengumpul Amilin :

Orang yang ‘Al Amin’ dan ‘Al Amal’

8 Penerima Delapan golongan / Asnaf
9 Ciri diterimanya kifarat Ikhlas dengan memberikan yang terbaik.

Ridha dan Mardhiah


Bismillaahir rohmaanir rohiim…

Dawuhan Kanjeng NAbi Muhammad SAW…

Nun Gusti Alloh mugi nerapan pituduh Gusti ka kaum abdi, saenyana maranehanana hanteu terangeun.

Tah kitu kanjeng Nabi Muhammad SAW mah,…..

Doa yang indah yang ditulis Mama kita Tersayang H. Mama Amilin dalam kitab wasiat no 18.

Terus deui katerangan dina Wasiat anu diserat ku Mama nomor 10 :

Maraneh WAJIB nerangkeun kasawarehna jalma sakumaha perkara anu diwajibkeun ku Alloh ta’ala. Karana dawuhan Alloh ta’ala dina surat Al Hijr ayat 94 :

Fash da’ bimaa tu’mar

Ebrehkeun ku maneh kana perkara anu diparentah saperti hukum tina Qur’an

Teras dilanjutkeun kana surat Yasin ayat 17 :

wamaa alaika illal balaagul mubiinu..

Moal jadi kaberatan kamaneh dumeh hanteu dipercaya, anging maneh mah ngadatangkeun hukum-hukum anu pertela wungkul..

Sekadar saling mengingatkan dalam mempelajari sesuatu jangan lupa untuk memahami dasar hukum yang ada di dalam Al Qur’an…. seperti kifarot, panyuprihan… di hawa-an… di khawarikan dan lain sebagainya…

kalau nggak mau …. jangan dong masak belajar Al Qur’an kok nggak mau

kalau belum… … jangan menyerah ya….

kalau sepuh kita belum mengajarkan….. tolong ingatkan gpp kan? ^_^

Bismillaahir rohmaanir rohiim

Keberaniah atau syaaja’ah, menjadi topik yang baik untuk dibahas dalam upaya kita meningkatkan kadar ibadah kita kepada Alloh ta’ala…

karena keberanian ini merupakan ciri dari bersih atau kotornya suatu jiwa….

Tapi pasti ada argumen keberanian yang bagaimanakah itu?

Tentu saja keberanian untuk melaksanakan secara sempurna dengan ucap, tindakan serta niat semua apa-apa yang menjadi kewajiban kita menurut hukum Al Qur’an….

Biasanya kadar keberanian seseorang itu terlihat dari kekuatannya, maksudnya adalah kekuatan :

1. Fikir

2. Dzikir

3. Nafs, syahwat

4. Serta pengendalian serta keselaransan seluruh aspek

Dahulu orang bilang …..

HIDUP ATAU MATI

BERANI MATI itu hebat……. itu dulu akan tetapi sekarang bukan hanya itu..

BERANI HIDUP juga nyata-nyatanya hebat….

tinggal tentukan kualitas hidup kita yang bagaimanakah yang kita kehendaki …

Tentu saja BERANIKAH kita hidup dengan mengamalkan secara sempurna IMAN ISLAM???

Bismillaahir rohmaanir rohiim

Sungguh beruntung orang-orang yang membersihkan Jiwanya…..
dan
pastinya sungguh rugilah orang-orang yang mengotori jiwanya…

Jadi Jiwa itu sesuatu yang dapat kotor dan bersih…
Dengan apakah membersihkan jiwa itu?
Bagaimanakah indikator ‘kebersihan’ dari suatu jiwa itu?
dan bagaimanakan agar jiwa itu langgeng dalam keadaan bersih?

Ciri dari jiwa yang bersih adalah :
1. Mempunyai hikmah, hikmah tidak akan muncul tanpa ilmu dan pemahaman akan hukum Alloh ta’ala melalui Al Qur’an…
Jadi hikmah ini akan terlihat jelas pada saat ia mampu memahami hukum dengan baik dan mampu pula dengan santun untuk menerapkannya seluas-luasnya..

2. Sederhana dalam berbagai sikap…
umumnya jiwa kita akan kotor pada saat kita tidak bisa bersikap sederhana atau tidak merasa cukup dengan yang ada dan kurangnya rasa syukur dapat pula mengotori jiwa…
jadi dengan bersikap sederhana, merasa cukup dan dengan syukur termasuk ciri jiwa yang bersih

3. Keberanian….
tidak dapat disebut bersih jiwa seseorang apabila ia tidak berani mendobrak apa-apa yang dirasakan kurang dan tidak sesuai dengan hukum…
berani melaksanakan hukum al Qur’an dengan konsekkuen dan sempurna serta santun lagi bijaksana dalam menerapkannya…

4. Keadilan yang ditandai dengan tidak mengedepankan egoisme akan tetapi empati yang saling menyelamatkan untuk sama-sama taat kepada Alloh.
Pada saat belum dapat menerima konsep maka kita memilih untuk bersikap bijaksana dan santun agar tidak terjadi kekotoran pada jiwa kita….

Bila Al Qur’an sudah mengatakan Sungguh beruntung…..
lalu mengapakan kita tidak sabar dalam membersihkannya?
Marilah kita sama-sama membersihan jiwa kita hingga maut menghampiri..

Yth. Customer Support:

Saya sangat membutuhkan bantuan. Baru-baru ini saya melakukan upgrade program Girlfriend 7.0 ke Wife 1.0 dan diluar perkiraan saya ternyata program baru ini mulai melakukan proses pembuatan sub program Child 1.0 dan juga mulai memakan waktu dan sumber berharga lainnya.

Hal ini tidak dicantumkan di brosur produknya. Sebagai tambahan Wife 1.0 juga mengacaukan program lainnya, memasukkan dirinya ke dalam proses start up harian dimana secara otomatis memonitor semua aktivitas system seperti sebuah virus.
Program saya lainnya seperti Hang Out Café 2.5, Kongkow-kongkow 5.6 atau Friday Nite Party 3.11 tidak lagi bisa berjalan dan menyebabkan system menjadi crash setiap kali dilakukan. Saya mencoba menjalankan Lazy Saturday 5.0 atau Sleepy Sunday 4.2 namun juga tidak dapat dijalankan, bahkan program Saturday Shopping 3.0 atau Sunday Home Cleaning 3.11 yang muncul.

Sepertinya saya tidak bisa membuat Wife 1.0 bekerja di background atau dijadikan screensaver saja, sementara saya mencoba menjalankan aplikasi favorit saya lainnya. Saat ini saya sedang berfikir untuk kembali ke Girlfriend 7.0 atau bahkan upgrade ke Gilfriends 8.9 dan melakukan uninstall program Wife 1.0 namun tidak bisa.

Mohon bantuannya.
Salam,
Igo Omigo

Jawabannya Ternyata :
Subject: Re : Customer Support : Upgrade to Wife 1.0

Yth. Bapak Igo Omigo

Ini adalah masalah yang sering muncul dari kesalahpahaman yang mendasar sekali. Banyak orang yang melakukan upgrade program Girlfriend 7.0 ke Wife 1.0 berfikir bahwa Wife 1.0 adalah tipe Utility & Entertainment Program. Sedangkan hal yang sebetulnya Wife 1.0 adalah Operating System, dirancang oleh Programmer kami di HEAVEN UNLIMITED COMPANY untuk menjalankan semuanya.

Anda tidak bisa menghapus Wife 1.0 dan kembali ke Girlfriend 7.0. atau upgrade ke Girlfriends 8.9. Program Wife 1.0 tidak dirancang untuk ini karena jika dipaksakan untuk dilakukan dapat menyebabkan system anda berantakan. Beberapa orang selain Anda telah mencoba melakukan install Girlfriend 8.0 atau Wife 2.0, Wife 3.0. wife 4.0  tetapi hal ini akan memunculkan masalah baru dan memakan lebih banyak resources.. (lihat user manual Wife 1.0 di Bab 2 ? Alimony & Child Support).

Kami merekomendasikan tetap menggunakan program Wife 1.0 dan coba menghadapi beberapa hal yang Anda anggap sebagai kesulitan sebaik mungkin. Beberapa tips dari kami jika ada suatu masalah, coba jalankan semua recovery program yang ada di folder C:\APOLOGIZE, seperti Say Sorry 8.0 or Hug & Kiss 9.0 Serta Program Utility Surrender to God ver 1.0 .

Walaupun beberapa orang menganggap Wife 1.0 adalah suatu program yang butuh perawatan tinggi, banyak juga orang yang tahu bahwa program ini dapat menjadi sangat menyenangkan bahkan dapat membantu karier Saudara. Untuk memperoleh manfaat maksimal program Wife 1.0 ini, Anda dapat mencoba membeli add-on program seperti Listening 5.0, Flowers 2.5 atau Chocolates 1.3. tetapi tebaik adalah Program  Gold 2.4 atau Diamond are Forever ver. 9.9

Dalam hal apapun kami sangat tidak merekomendasikan untuk install program Private Secretary 1.0 (Short Skirt Version atau Sexy version) karena program ini sangat tidak kompatibel dengan Wife 1.0 dan hampir dipastikan akan menyebabkan system menjadi crash.

Semoga dapat membantu,
CS LostaMa

Banyak orang yang menganggap kepercayaannya itu sebagai
satu-satunya yang benar dan cenderung menyalahkan kepercayaan orang lain. Orang
seperti itu memandang bahwa Tuhan yang dipercayainya itu adalah Tuhan
yang sebenarnya, yang berbeda dengan Tuhan yang dipercayai oleh orang
lain yang dianggapnya salah, hal ini oleh Ibn al-’Arabi menyebut Tuhan yang dipercayai manusia
1. “Tuhan yang disembah sesuai dengan kepercayaan” (ilah al-mu’taqad),
2. “Tuhan yang dipercayai untuk disembah atau diibadahi”(al-ilah al-mu’taqad),
3. “Tuhan dalam penyembahan atau peribadahan” (al-ilah fii al-i’tiqad),
4. “Kebenaran Tuhan yang dipercaya” (al-haqq al-i’tiqadi),
5. “Kebenaran Tuhan yang ada dalam kepercayaan” (al-haqq al-ladzi fii al-mu’taqad), dan
6. “ Kebenaran Tuhan yang diciptakan dalam kepercayaan” (al-haqq al-makhluq fi al-i’tiqad).

Kata i’tiqad data mu’taqad, yang dalam tulisan ini diterjemahkan dengan
“kepercayaan”, berasal dari akar ‘-q-d, yang berarti merajut, membuhul, mengikat; mengikatkan dengan sebuah buhul; memasang, mengumpulkan, menggabungkan, mengunci; mengecilkan, menyempitkan, mengerutkan; mengarahkan, memusatkan; melengkungkan, melekukkan; bertemu, berkumpul; mengadakan pertemuan, mengadakan rapat, mengumpulkan; membuat
perjanjian, mengikat kontrak.
Kata i’tiqad sendiri, secara literal (harfiah) atau figuratif (majazi), berarti menjadi terikat atau
tersusun dengan kuat. Maka i’tiqad, “kepercayaan”, adalah suatu “ikatan” yang diikat dengan kuat dalam kalbu atau pikiran, sebuah keyakinan bahwa sesuatu adalah benar. Bagi Ibn al-’Arabi, “kepercayaan” adalah sebuah (peng)ikatan (binding) dan (pem)batasan (delimitation) Wujud Yang Tak
Terbatas, Wujud Absolut (al-wujud al-muthlaq), yang dilakukan oleh dan berlangsung dalam subyek manusiawi.

Kepercayaan atau iman seorang hamba kepada Tuhannya ditentukan dan diwarnai oleh kapasitas pengetahuan sang hamba. Kapasitas pengetahuan itu tergantung kepada
1. “kesiapan partikular” (al-isti’dad al-juz’i) masing-masing individu hamba
2. “kesiapan universal” (al-isti’dad al-kulli) kesiapan seluruh aspek yang dapat digolongkan lagi :
a. “kesiapan azali” (al-isti’dad al-azali) yang telah ada sejak azali
b. “entitas-entitas permanen” (al-a’yan al-tsabitah), yang merupakan bentuk penampakan diri (tajalli) al-Haqq.

Tuhan menampakkan kuasa-Nya kepada hamba-Nya sesuai dengan kesiapan sang hamba untuk mencapai pengetahuan tentang Tuhan yang akhirnya “diikat” atau “dibatasi” oleh dan dalam kepercayaannya sesuai dengan pengetahuan yang dicapainya. Dengan demikian, Tuhan yang
diketahui oleh sang hamba adalah identik dengan Tuhan dalam kepercayaannya. Dapat pula dikatakan bahwa Tuhan yang diketahuinya adalah identik dengan kepercayaannya

1. Sadar
2. Tobat
3. Syukur
4. Sabar
5. Juhud (bersungguh-sungguh)
6. Waro’
7. Khauf
8. Roja’
9. Tawakal
10. Ridho
11. Mahabbah (Cinta, deudeuh)

Semuanya saling berkaitan dan saling menunjang dengan dilandasi ke ikhlasan

Bismillaahir rohmaanir rohiim…
Kadang kita bertanya pada diri sendiri… apa benar ada yang seperti judul tulisan ini?

Kalau ada gimana juga kalau tidak ada gimana?
Trus bener nggak sih Mama Kita yang tersayang benar-benar mengajarkan hal ini?
lalu pertanyaan terakhirnya apakah ini ada dasar landasan hukumnya yang menyambung kepada perintah/hukum-Na Alloh ta’ala?

Masa sih nggak ada ya….
Masa sih Mama lupa ya….
Masa sih Mama mengadakan sesuatu yang diluar Al Qur’an / Perintah-Nya Alloh ta’ala…
jadi ……
masa sih nggak ada…

eh tapi bagus juga sih polemik ini membuat kita harus semakin memahami Asma AJ ini dengan baik dan benar….
karena apa…
karena di Al Qur’an pun dijelaskan berulang kali bahwa ada kaum yang
1. Meyakini atau meng-imani-Nya
2. Ada pula yang tidak meyakini atau mendustakannya
dan terakhir ternyata
3. ada juga ternyata yang belum mengetahui atau memahaminya….
(ssttt… lumayan banyak loh di Al Qur’an ayat-ayat tentang ini…’Moblos’, ‘Liqo’, ‘Liqoo’, ‘Perjumpaan’, ‘Pertemuan’ dan ‘Bukti’ dari Ibadah)

Sekedar berbagi…
sebaiknya sih kita memahami hal ini dan meng-imani-nya ya…

eeehhhhhhhhhhhh tapi kata sebgaian orang rusiah tuh… rahasia nggak boleh sembarang orang tahu…..
katanya jadi fitnah….
katanya jadi jangan melangkahi sepuh… (masak yang katanya belajar tata krama kok melangkahi sepuh….

ya tidak dong…

lagi pula sepuh yang benar pasti mengedepankan Hukum yang ada di Al Qur’an diatas segalanya ya…)

siapa sih yang mau bikin fitnah?
kan kaidah kita ‘Bismillaahir rohmaanir rohiim’
dimana ilmu dan akal kita dipake ngandung iman jeung islam…..
islam kan saling menyelamatkan… kok jadi fitnah-fitnahan

tapi maksudnya dari yang lain diluar kita gitu….
eeeh…
emang yang namanya dakwah itu tidak ada gogoda ya?

katanya kita mempelajari dari yang sebut sebagai rahmatan lil ‘alamiin…..
kok malah maen umpet-umpetan aja….
membiarkan yang lain tidak mengerti dan tersesat atau malah kebingungan…
sementara kita malah diam saja ya…
kok tega ya….

Ngaku muridnya Mama H. Amilin Abdul Jabbar ternyata kok egois ya…
ngaku mempelajari penerangan dan wasiatnya ternyata kok ternyata….

yaaah memang tidak semua begitu sih…..
hanya saja sayang ya…. pada saat kita diterapan pituduh memahami dan mengamalkannya….
mengapakah tidak kita menjadikannya dermanwan dengan saling wasiat dan saling menasehati serta saling belajar bersama lillaahi ta’ala semata……

Kayaknya memang benar bahasan
‘Moblos’, ‘Liqo’, ‘Liqoo’, ‘Perjumpaan’, ‘Pertemuan’ dan ‘Bukti’ dari Ibadah……. ini akan tetap jadi misteri ya…
karena kita terlalu egois dan terlalu merasa dirinya eklusif…
padahal
dasar hukum serta landasan dadasar serta guidelinesnya adalah Al qur’an semata……

kalau Al Qur’an menjelaskannya….
lalu apa kita layak kita bila itu rahasia dan jangan diterangkan kepada yang lain…. biar itu ekslusif dan milik kelompok kita saja…..

saya berharap….
mari kita bahu membahu dalam silih selamatkan dengan pemahaman dan pengamalan ‘Bismillaahir rohmaanir rohiim’ yang sebenar-nya….
Insya Alloh ‘Moblos’, ‘Liqo’, ‘Liqoo’, ‘Perjumpaan’, ‘Pertemuan’ dan ‘Bukti’ dari Ibadah akan terlihat dengan jelas dengan qudrat, irodat, rohmat, pertolongan serta izin Alloh ta’ala ….

Dasar hukum untuk ‘Moblos’, ‘Liqo’, ‘Liqoo’, ‘Perjumpaan’, ‘Pertemuan’ dan ‘Bukti’ dari Ibadah

1. Bismillaahir rohmaanir rohiim (dan seluruh kalimah pokok, kalimah dasar atau fondasi ya…)

2. Silahkan kita kaji bersama surat Al Kahfi 18 : 110

…sing saha jalmi anu tiasa ‘Moblos’, ‘Liqo’, ‘Liqoo’, ‘Perjumpaan’, ‘Pertemuan’ dan ‘Bukti’ dari Ibadah…. eta :

1. Ngalakonan amal sholeh (berarti ilmu jeung akal-na dipake ngandung iman jeung islam..silahkan lihat tafsir Bismillahir rohmaanir rohiim)

2. Tidak musyrik dina ngalakonan sagala hal ibadah…..

Maaf yaaaa….

apa kah ayat ini kurang cukup jelaskah?

bila belum cukup jelas …. silahkan baca sekali lagi…. terus ulangi….

maaf yaa segini dulu tulisan ini

bila ada yang merasa tersinggung mohon maaf….

hanya saja yang apa-apa yang sudah dijelaskan AlQur’an ya memang mesti kita laksanakan dengan KAFFAH / sempurna….

Tafakur

Tafakur adalah termasuk dalam ibadah yang utama, sangatlah besar dan banyak faedah dari tafakur..
Tafakur sesaat itu lebih baik dari pada ibadah satu tahun tanpa berfikir…
Tafakur sesaat lebih baik dari pada ibadah 70 tahun tanpa tafakur….

Tafakur itu dapat dikatakan sebgai lampunya hati, bila seseorang tidak mau tafakur maka pasti akan gelaplah hatinya….
bila gelap hatinya maka tidak akan bisa membedakan mana yang benar dan salah…

Para ahli membagi bahwa tafakur itu ada dua macam :
1. Tafakur Taroqqi
Tafakur yang dapat memperkuat kana ke Imanan dengan keyakinan yang sebenar-benarnya

2. Tafakur Tadzalli
Tafakur dalam penyempurnaan maqom eling atau kesadaran

Yang jelas dalam kehidupan beragama atau dalam memahami serta melakssanakan perintah Alloh ta’ala akan berbeda hasilnya antara orang-orang yang tafakur dengan orang-orang yang tidak tafakur…

Biasanya sih tafakur diawali dengan tafakur agar sadar.
SADAR siapakah diri kita ini sebenarnya

tafakur agar sadar kemanakah tujuan kita sebenarnya

tafakur agar sadar bekal bagaimana yang kita butuhkan untuk mencapai tujuan kita

dan lain sebagainya…
MAQOM SADAR mustahil akan tercapai kalau kitanya nggak sadar … ^_^